Jenis dan Contoh Content Pillar Yang Bagus Untuk Bisnis

Uncategorized

Selain punya topik yang spesifik, content pillar juga membawa model berlainan berdasarkan penetapan fungsinya. Inilah beberapa antaranya jenis-jenis content pillar:

1. Education

Konten edukasi adalah tidak benar satu model content pillar yang bisa menarik banyak audiens untuk menyimak. Contoh konten edukasi yang  Anda bisa buat adalah konten tutorial, tips and tricks, knowledge berbagi dan review produk. Diharapkan wujud konten edukasi seperti ini bisa mengimbuhkan insight yang berfungsi kepada audiens.

2. Promotional

Content pillar bersama topik promotional berfungsi untuk mempromosikan product atau layanan yang Anda miliki. Tawarkan promosi bersama narasi persuasif sehingga lebih menarik konsumen. Anda juga sebaiknya menonjolkan value lebih berasal dari promosi Anda dibandingkan bersama punya kompetitor.

3. Entertainment

Konten entertainment bersifat menghibur dan jauh lebih enjoy kalau dibandingkan bersama konten education. Bentuk berasal dari konten entertainment juga bisa amat beragam, seperti meme, parodi, dan behind-the-scenes selagi para staff sedang bekerja di perusahaan iklan jakarta.

4. Conversion

Khusus untuk content pillar bersama model conversion, terkandung tujuan atau Key Performance Indicator (KPI) tertentu yang kudu dicapai. Anda kudu mempelajari apa itu konsumen journey khususnya dahulu lantas memicu konten yang terkait bersama tiap tiap tahapan berasal dari konsumen journey. Metode seperti ini dapat menambah kesempatan pembelian atau konversi berasal dari konsumen.

Cara Membuat Content Pillar

Pada dasarnya, tidak tersedia metode tertentu dalam pembuatan content pillar. Semua terkait bersama suasana atau knowledge pemasaran digital yang Anda miliki. Namun apabila dijabarkan, tersebut tata langkah memicu content pillar:

1. Identifikasikan Siapa Audiens Anda

Mengidentifikasi siapa audiens usaha Anda berfungsi untuk penentuan topik utama. Anda bisa lebih gampang menentukan topik yang apabila masih relevan bersama usaha dan audiens. Konten yang tidak relevan bersama audiens sukar untuk di terima dan pada pada akhirnya justru merugikan usaha Anda.

2. Audit Konten yang Sudah Ada

Sebelum menentukan beberapa topik utama untuk content pillar, Anda kudu mengaudit konten-konten yang telah tersedia sebelumnya. Mengapa demikian? Audit konten dibutuhkan untuk menjauhi redudansi konten pada social fasilitas dan keyword cannibalization pada website. Di samping itu, audit konten juga berfungsi untuk membantu optimasi konten yang telah ada.

3. Tentukan Topik Utama

Topik dalam content pillar yang baik punya dua syarat yang kudu dipenuhi, yakni:

Topik amat menarik, penting, dan relevan bagi audiens.

Kata kunci berasal dari topik yang digunakan membawa search volume yang besar namun keyword difficulty-nya rendah. Kondisi seperti itu bisa menambah potensi konten Anda tempati halaman pertama di search engine.

Dari ke-2 syarat di atas, bisa dibilang bahwa Anda bebas menentukan topik umum sepanjang topik tersebut masih terkait bersama usaha dan biasa dicari oleh konsumen Anda. Misalkan, Anda punya usaha distributor snack sehat yang tekankan healthy lifestyle. Jadi, topik utama yang bisa Anda menentukan adalah “snack sehat”.

Tak lupa melaksanakan keyword research khususnya dahulu berasal dari tiap tiap topik untuk menegaskan search volume dan keyword difficulty berasal dari sebuah kata kunci.

4. Observasi Kompetitor dan Trend Terkini

Topik utama berasal dari konten yang Anda buat bisa saja sama bersama kompetitor, khususnya apabila kompetitor berasal berasal dari industri yang sama bersama Anda. Agar tidak sama, Anda kudu melaksanakan observasi pada konten yang dibikin oleh kompetitor. Hasilnya, konten yang Anda buat membawa lebih authentic bersama value tersendiri.  

Manfaatkan pula trend yang sedang berlangsung selagi ini. Anda bisa menyaksikan trend yang sedang berkembang lewat fasilitas sosial. Akan tetapi, pastikan trend yang hendak Anda mengikuti tidak bertolak belakang bersama regulasi usaha Anda dan juga masih cocok bersama topik.

5. Buat Sub Pilar & Sub Topik

Apabila konten utama telah ditentukan, barulah Anda bisa terasa memicu sub pilar dan sub topik. Masih memanfaatkan misal content pillar yang sama yakni “snack sehat”, Anda bisa memicu beberapa sub pillar yang masih perihal bersama topik utama seperti “cemilan rendah kalori” atau “cemilan vegan friendly”.

Dari sub pilar tersebut, kemudian Anda bisa menetapkan beberapa sub topik ulang untuk pembuatan konten di beberapa kanal fasilitas sosial yang Anda miliki. Misalkan, untuk “cemilan rendah kalori”, Anda bisa memanfaatkan sub topik “rekomendasi snack rendah kalori”, dan “snack asin rendah kalori”. Keyword tersebut ditemukan lewat keyword research memanfaatkan tools seperti Ahrefs.

Jika Anda idamkan mencari tools keyword research lain, Anda bisa memanfaatkan AlsoAsked. Yang membedakan tools ini bersama tools yang lain adalah visualisasi  pemetaan kata kunci yang runut bersama bermacam macam pilihan sub topik.